Translate

BAB NIAT DALAM TUGAS AKHIR

Tulisan ini saya buat tepat di depan ruangan dosen pembimbing saya, sembari menunggu beliau yang sedang keluar maka tidak ada salahnya saya berbagi beberapa hal tentang suka duka seorang mahasiswa menyelesaikan tugas akhirnya. Tepatnya kali ini saya sedang menggarap penelitian pada jenjang magister atau tesis. Sekilas terdengar waw.. padahal bahasa inggrisnya “skripsi” ya...thesis. Terus letak perbedaan diantara keduanya apa?. Ya sama saja, hanya beda judul awal saja. Namun yang digembor-gemborkan memang kedalaman pembahasan tesis lebih dalam ketimbang skripsi, begitupun pembahasan desertasi (bagi doktroral) lebih dalam ketimbang penelitian skripsi ataupun tesis.

MENJADI BLOGGER ATAU VLOGGER?


Di era teknologi informasi yang semakin maju ini, orang-orang memang akan cenderung sesuai dengan yang mereka minati. Coba deh lihat, orang-orang akan cenderung menekuni satu atau beberapa media sosial yang mereka senangi dan minati seperti facebook, google + (bukan pijat ++), kompasiana.com, kaskus, twitter, instagram, snapchat, youtube dan masih banyak lagi yang penulis tidak sebutkan. Masing-masing orang memang akan menggandrungi beberapa media sosial yang saya sebutkan diatas. Buktinya, silahkan lihat gadget anak muda zaman sekatang, pasti ada lebih dari tiga aplikasi media sosial di dalamnya. Hem..serasa udah jadi orang tua. Namun pasti ada satu kecendrungan media sosial yang akan di pantau terus setiap saat dari kesekian banyak aplikasi gadget yang mereka instal.

KETEMU MANTAN, “Asal Kau Bahagia...”



Baru-baru ini group Band Armada me-lounching sebuah lagu yang berjudul “asal kau bahagia”. Dari judulnya memang terlihat biasa saja dan tak ada bedanya dengan lagu-lagu lain. Lagu ini bercerita tentang sesorang yang masih bertemu dengan mantan kekasihnya, padahal dia sudah memiliki kekasih yang baru. Dengan tema lagu dan kemasan seperti itu, lagu ini kemudian menjadi fenomenal. Misalnya dibuatkannya lagu-lagu balasan lain oleh nitizen. Misalnya lagu dengan tema/nada yang sama –asal kau bahagia– namun liriknya mewakili cewek yang menemui mantannya tadi. Kemudian muncul lagi lagu dengan tema/nada yang sama dengan lirik orang tua yang cowok maupu yang cewek. Seperti yang ramai di situs youtube.com, inilah kemudian yang dijadikan hiburan bagi pengguna youtube.

TERIMA KASIH, KOPI :)


Saya mengenal kopi sejak kurang lebih 5 tahun yang lalu, dimulai sejak saya kuliah di Kota Malang, atau lebih tepatnya disaat saya memasuki sebuah organisasi kampus. Sejak itu, acara ngopi menjadi rutinitas keseharian, entah di waktu siang ataupun malam. Karena membentuk kader yang loyal bagi sebuah organisasi takkan pernah tercipta kalau hanya mengandalkan rutinitas di Bascecamp organisasi. Tentu harus ada tempat lain, diwaktu yang lain dan dengan suasana yang berbeda, dimana semua anggota organisasi dapat bercengkrama membahas segala macam hiruk pikuk isu dunia mahasiswa. Tempat yang dimaksud salah satunya ialah warung kopi, atau biasa kami sebut Warkop.

MELARANG ATAU MENGEDUKASI SISWA TENTANG PENGGUNAAN GADGET?



Kemajuan teknologi informasi yang begitu mengesankan membuat tantantangan baru dalam kehidupan. Ya, kemajuan teknologi informasi yang begitu pesat layak disebut sebagai sebuah paradoks, dimana ia menawarkan kemudahan hidup dan memberikan begitu banyak kemudahan serta solusi bagi permasalahan kehidupan manusia, namun disisi yang berbeda ia membawa sekian banyak permasalahan. Salah satu permasalahan akibat pesatnya teknologi informasi ialah penyebarnya konten-konten fornografi dan forno aksi yang dapat dilihat dengan mudah melalui gambar-gambar, video dan konten lainnya. Selain itu, kemajuan teknologi informasi memberikan biaya komunkasi yang mudah dan murah bagi manusia. Beragam aplikasi media sosial seperti BBM, Instagram, facebook, Twitter dan lainnya dapat membuat konektivitas antar individu semakin mudah dimanapun ia berada.

NIAT-NIAT PENUNTUT ILMU



Perubahan zaman yang terjadi begitu cepat saat ini akan menyebabkan perubahan pola tingkah manusia dalam menyesuaikan diri dalam kehidupan. Misalnya dalam hal niat menuntut ilmu saja sudah berubah. Dahulu orang menuntut ilmu pure karena memang mereka membutuhkan ilmu tersebut. Tidak ada tendensi lain yang mengekor dibelakang niatan suci itu. Namun dengan berkembangnya industrilisasi dan faham kapitalisme, maka ukuran keilmuan seseorang akan diukur dengan indikator tambahan yaitu tingkat kesejahteraan yang tinggi yang dihasilkan oleh hasil keilmuannya tersebut. Selain itu, ada juga orang tua yang menyekolahkan anaknya demi ambisi pengetahuan atau hanya gengsi status sosial ditengah-tengah masyarakatnya.

MENCARI ALASAN MENDAKI GUNUNG



Memang sulit memberikan alasan rasional tentang mengapa seseorang harus mendaki sebuah gunung. Apakah mendaki gunung harus memiliki alasan?. Jawabnnya pun sangat relatif. Ada yang mengatakan bahwa seseorang mendaki gunung karena rindu terhadap suasana alam. Ada lagi alasan lain bahwa mendaki untuk mencari beberapa jepretan selfie. Namun saya beranggapan bahwa alasan seseorang mendaki gunung bukanlah hal-hal sebatas beberapa pernyataan yang melatarbelakanginya. Ada resiko yang banyak ketika berada di alam, termasuk membuang jauh-jauh kenyamanan saat berada di rumah. Resiko lain ialah tentang dampak bagi kesehatan tubuh yang bahkan dapat menyebabkan kematian. Sehingga ada alasan mendalam seseorang ketika mendaki gunung, bukan hanya untuk mencari beberapa selfie dan kemudian untuk di unggah ke media sosial. Orang yang seperti ini pasti dikemudian hari akan kapok dan tidak ingin lagi mendaki.

SAKIT DAN KEBESARAN HATI UNTUK MENERIMANYA

Sebagai manusia biasa tentu kita pernah dan sering merasakan yang namnya sakit. Penyakit yang kita derita tentu bak teman sejati yang selalu menemani perjalanan hidup kita mulai sejak balita, anak-anak, remaja, dewasa, hingga masa tua. Cara menyikapinya pun berbeda-beda, tergantung usia manusia tersebut. Ketika penyakit datang ketika masih balita maka penyakit tersebut akan dimaknai sebagai tanda bertambahnya pertumbuhan bayi. Pun ketika suatu penyakit datang ketika di usia senja, maka pasti itu dimaknai sebagai penyakit tua yang harus dihadapi dengan pasrah dan sabar.

DILEMA WANITA BERPENDIDIKAN



Pentingkah pendidikan bagi wanita?. Ini pertanyaan yang agaknya banyak menimbulkan persepsi. Jika memang penting, seberapa pentingkah hal itu, karena pada akhirnya wanita akan bergelut pada urusan-urusan internal rumah tangga. Namun banyak alasan yang menjustifikasi pentingnya pendidikan tinggi bagi wanita. Salah satunya ialah semakin tinggi pendidikan seorang wanita hal itu akan berdampak pada kualitas didikan kepada anak-anak mereka. Benarkah demikian?, lagi-lagi kita tidak bisa menutup mata tentang wanita-wanita hebat tanpa jenjang pendidikan tinggi justru dapat mendidik anak-anak yang cerdas dan luar biasa. Sehingga mengapa wanita harus menghabiskan banyak waktu, biaya, tenaga dan pikiran untuk bersekolah tinggi toh akan akhirnya akan mengurusi rumah dan seisinya?.

MENCARI BENTUK KEJAYAAN ISLAM


Umat islam saat ini sedang bersemangat melakukan “Jihad” untuk mewujudkan kebangkitan kejayaan islam. Berjihad umumnya ialah bermakna “mengusahakan”. Termasuk mengusahakan pembelaan terhadap umat islam yang sedang terhina, kemudian dikaitkan dengan kebangkitan kejayaan umat islam. Padahal kejayaan islam bukan lahir hanya melalui sebuah pembelaan, melainkan usaha-usaha yang lebih besar misalnya pembangunan peradaban islam secara kafah. Pembangunan peradaban islam telah dimulai ditempat-tempat seperti Universitas-Universitas dengan basis islam misalnya STAIN, IAIN dan UIN. Tak hanya itu, muncul kemudian konsep Islamic Center di beberapa daerah yang bertujuan untuk mendukung terciptanya kejayaan peradaban islam. Salah satunya ialah keberadaan Islamic Center di Nusa Tenggara Barat.

MEMBANDINGKAN USIA PERADABAN CHINA DAN INDONESIA

Melihat akhir-akhir ini banyaknya ketakutan masyarakat dengan hal-hal yang berbau China, mulai dari partai/ideologi (palu-arit), produk, pekerja, bahkan pemimpin yang dengan keturunan China. Dalam hal perekonomian, China memang menjadi salah satu mercusuar kekuatan perekonomian terbesar di Dunia. Barang-barang impor dari China mulai dari barang elektronik, gadget, peralatan rumah tangga dan masih banyak lagi, tersebar ke seluruh belahan dunia, termasuk di Indonesia.

MEDIA SOSIAL DAN BUDAYA ORAL YANG OVERDOSIS


Budaya oral sebenarnya satu istilah kasar dari sebuah kegiatan kajian. Di dalam sebuah kajian, biasanya para peserta akan dihadapkan dengan satu tema pembahasan yang membutuhkan pendapat-pendapat dari berbagai pihak dengan pemikirannya masing-masing. Dari hasil pemikiran-pemikiran yang beragam tersebut kemudian dapat melahirkan banyak pemahaman tentang satu tema atau permasalahan. Saya dan beberapa anggota dari organisasi LKP2M biasanya melakukan kajian rutin setiap malam rabu, dan membahas satu tema yang sedang booming. Ini tentu sekaligus sebagai pembelajaran tentang bagaimana berfikir kritis, kemudian mengutarakannya dan kemudian menghargai pendapat orang lain.

SISTEM NILAI DALAM ISLAM

Hidup ini, sebagaimana penjelasan Prof. Ahmad Sanusi, merupakan pilihan. Manusia diberikan kekuasaan untuk memilih dan menentukan jalan hidupnya sendiri. Setiap pilihan yang dipilih oleh manusia sangat dipengaruhi oleh nilai-nilai yang ada pada dirinya. Dan tentunya setiap pilihan memiliki konsekuensinya masing-masing. Sehingga yang utama bagi manusia ialah kemampuan bagaimana ia memilih sesuatu, bukan pada apa yang ia pilih.

ISU AGAMA DALAM NORMA NEGARA


Sejarah telah banyak menceritakan kepada kita tentang keharmonian antara Bangsa Indonesia dengan Islam, tentu saja dalam konteks ini Islam sebagai sebuah agama. Dalam masa Kolonial, agama bisa dijadikan alat pemersatu nasional dalam rangka merebut kemerdekaan, masih segar dalam ingatan kita tentang resolusi jihad yang difatwakan oleh K.H. Hasyim Asy’ari pada tanggal 10 November 1945 yang telah membakar semangat arek-arek Surabaya sehingga memicu perlawanan sengit dari rakyat kepada tentara sekutu yang hendak menguasai kembali kota Surabaya. Jauh sebelum itu, para founding father Negara Indonesia telah membuat Piagam Jakarta sehingga melahirkan Pancasila. Walaupun pada akhirnya Negara Indonesia bukan Negara Islam, namun jiwa dan semangat Pancasila tetaplah cerminan dari nilai-nilai luhur ajaran Islam. Sehingga secara konstitusi, seluruh warganegara Indonesia berhak menjadi pemimpin meupun wakil rakyat sesuai dengan point kelima dalam pancasila yaitu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

KOTA MATARAM BANJIR: TANGGUNG JAWAB SIAPA?


Ada yang menarik saat pemberitaan dibeberapa media akhir-akhir ini, dimana berita ini tak pernah terdengar sebelumnya, yaitu ketika “Kota Mataram banjir”. Banjir yang melanda Kota Mataram agaknya terjadi pada beberapa titik dengan intensitas yang cukup serius. Berita ini tentu menggelitik kupuing karena banjir tersebut terjadi di Kota Mataram yang notabenenya bukan kota industri, bukan kota metropolitan, bukan kota satelit, dan kota dengan jumlah penduduk yang tak terlalu padat.

GURU: SANG PENCERAH KEGELAPAN BERFIKIR


Makna “guru” ternyata memiliki banyak interpretasi. Ada yang mengatakan bahwa guru hanya sebatas pada pendidik yang ada di sekolah. Guru juga bisa diartikan kepada orang tua yang telah mendidik anak-anaknya. Lebih luas lagi, Sahabat Ali r.a pernah mengatakan bahwa seseorang disebut guru manakala mengajarkan sesuatu kepada sesamanya, walaupun hanya mengajarkan satu huruf. Sehingga istilah guru memang identik dengan orang-orang yang telah membuat kehidupan manusia menjadi lebih baik.

ESENSI PERGERAKAN MAHASISWA MASA KINI


Sejarah telah menceritakan kepada kita tentang peran dan kontribusi mahasiswa khususnya dalam mengawal demokrasi yang ada di Indonesia. Salah satu contoh monumental dari gerakan mahasiswa ialah peristiwa revolusi dan penggulingan Pemerintahan Orde Baru pada tahun 1998. Semua dilakukan dengan penuh rasa sukacita dan niat tulus ikhlas demi membangun bangsa indonesia menjadi lebih baik. Sebagai salah satu starata sosial, identitas seorang mahasiswa selalu identik dengan pembelaan, pengawalan dan garda terdepan dalam membela kaum-kaum tertindas, membela rakyat dan membela keadilan sosial bagi rakyat. Namun akhir-akhir ini banyak yang mempertanyakan, dimanakah letak gerakan mahasiswa seperti tempo dulu?. Apakah mahasiswa masa kini mulai tumpul?.

PENGHAPUSAN UAN: SEBUAH LANGKAH PROGRESS?

Ujian Akhir Nasional (UAN) yang selama ini menjadi sistem evaluasi nasional akan dihapus pelaksanaannya. Keberadaan UAN selama hampir 10 tahun lamanya sebenarnya hanya menimbulkan perasaan was-was, baik bagi guru, anak, bahkan orang tua. Sekolah bukan lagi berfokus pada pengembangan pembelajaran yang kreatif dan inovatif bagi peserta didik, namun lebih pada persiapan agar dapat lulus UAN. Tak cukup disekolah, para orang tua pun sibuk memasukkan anak-anak mereka di lembaga-lembaga kursus atau bimbingan belajar. Sehingga muncul kesan terjadinya persaingan antara sekolah dengan lembaga kursus.

HARAPAN KESALEHAN LINGKUNGAN DARI MADRASAH

Ada kesan marginal ketika mendengar istilah madrasah, apalagi itu statusnya sebagai lembaga swasta. Kesan itu mulai dari keterbatasan sarana prasarana, sumber daya pendidik dan tenaga kependidikan, sampai pada finansial. Madrasah sebagai lembaga pendidikan dengan basis islam memang memiliki sekian kendala pengembangan, salah satunya tentu karena terjadinya dikotomi terkait dengan pengelolaan pendidikan di Indonesia. Madrasah dikelola oleh Kementrian Agama yang notabebenya tidak punya banyak dana untuk mengelola pendidikan, sedangkan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan mengelola sekitar 15 % dari total APBN 20 % yang diberikan untuk anggaran pendidikan. Dari gambaran tersebut, tidak heran jika lembaga sekelas madrasah harus berkompetisi dipapan bawah percaturan dunia pendidikan kita.

MENTALITAS “AKADEMIK”


Apa sebenarnya tujuan belajar anda di Sekolah atau Kampus?. Jawaban dari pertanyaan ini umumnya ialah untuk meraih kesuksesan, kesejahteraan dan ilmu yang bermanfaat. Jawaban-jawaban diatas kiranya merupakan jawaban yang mulia dan orang tua akan senang mendengarnya. Lalu, apakah orang pintar selalu sukses, sejahtera dan bermanfaat?, tentunya jawabannya tidak semua.

KEPERCAYAAN DIRI YANG HILANG

“Ketidakpercayaan diri”, inilah kemudian yang menjadi masalah besar hidup pada zaman modern ini. Mengapa hal demikian dapat terjadi?. Jika dibandingkan dengan kepercayaan orang-orang dulu, entah itu orang tua, kakek dan sesepuh kita, maka kualitas kepercayaan diri mereka jauh melebihi kualitas kepercayaan diri manusia zaman sekarang.

BERBELANJA DENGAN UANG RECEH BIKIN MALU

Dampak dari kapitalisme rupanya telah menggerogoti seluruh sendi-sendi kehidupan. Apa sih kapitalisme? Mungkin orang awam akan bertanya-tanya apa itu kapitalisme. Kalau membahas secara teoritis ya pasti akan membutuhkan konsentrasi yang lebih. Tapi secara sederhana, kapitalisme itu ialah merubah pola pikir konsumen menjadi konsumtif, kira-kira begitu. Membeli barang bukan atas dasar KEBUTUHAN akan tetapi atas dasar KEINGINAN. Ada lagi sih lain, yaitu membeli barang atas dasar gengsian, pamer-pameran dan ingin dikatakan up to date dan berduit. Itulah kapitalisme, sederhana toh.

KESENJANGAN TARAF PENDIDIKAN

Salah satu damapak dari sistem perekonomian liberalisme-kapitalisme ialah terjadinya kesenjangan antara si kaya dan si miskin. Ini berarti bahwa orang yang kaya akan semakin kaya, sedangkan orang yang miskin akan semakin miskin. Pola ini terus melebar, ibarat dua orang yang sedang berjalan berlainan arah. Orang pertama berjalan ke arah barat dan yang satunya berjalan ke arah timur. Tentu keduanya sama-sama saling menjauh dan akan semakin terus menjauh. Inilah ibarat kesenjangan yang terjadi di alam perekonomian pada masyarakat yang menganut ideologi liberalisme.

TUHAN DAN AGAMA SIAPA YANG SEDANG DIBELA?

Salah satu fenomena unik dan menarik akhir-akhir ini tentang kemarahan sebagaian umat islam atas tuduhan pelecehan agama yang dilakukan Ahok, calon gubernur DKI Jakarta. Pembahsan ini menjadi menarik karena disatu sisi, golongan umat islam lainnya menganggap hal itu hanya kesalahfahaman sang calon gubernur dan sama sekali tidak ada redaksi penghinaan agama. Namun golongan yang marah dan tidak terima atas kejadian itu kemudian bereaksi dan melakukan aksi agar Ahok dipenjarakan saja. Padahal Negara Indonesia memiliki proses hukum, jika memang benar-benar melecehkan agama islam, maka dia pasti akan diproses secara hukum.

GAGASAN “FULL DAY” MUHADJIR EFFENDY

Beberapa saat setelah dilantik menjadi menteri pendidikan, Muhadjir Effendy langsung membuat gerbrakan dengan mengusulkan konsep “full day” bagi sekolah-sekolah. Siswa yang biasanya pulang sekolah sekitar pukul satu siang akan berubah ke pukul empat siang. Kira-kira begitu gambaran konsep full day. Namun pertanyaannya, apakah jumlah jam pada mata pelajaran akan mengalami penambahan juga?. Hal ini tentu menunggu konsep yang dikeluarkan oleh kementerian pendidikan dan kebudayaan (kemendikbud). Namun pro dan kontra pun sudah banyak bermunculan di media sosial. Seolah-olah ingin membela siswa-siswi agar “jangan” sampai merasakan full day, alasan-alasan yang bermunculan pun terkadang tidak rasional, tidak nyambung da nasal bunyi (asbun). Disini full day sudah seperti kejahatan.

BACA JUGA

Islam: Way Of Life

Oleh: Muh. Hasan Suryawan Saat kita mendengar kata islam, maka yang terpikirkan dalam benak kita adalah salah satu agama yang menjadi ke...