Mendengar
kata mahasiswa, pada umumnya sangat identik dikaitkan dengan ideologi-ideologi
atau pemikiran-pemikiran yang mereka anut. Terkadang idealitas mereka keluar
begitu saja yang didasari atas beberapa pemahaman yang mereka dapatkan
dilingkungan akademik perkuliahan, lingkungan organisasi ataupun lingkungan
lainnya, seperti lingkungan bergaul dan teman sejawat. Idealitas mereka juga
sangat dipengaruhi oleh buku-buku yang mereka baca. Tentu pembahasan mengenai
ideologi kali ini saya fokuskan pada mahasiswa pada umumnya. Karena seperti
yang telah kita ketahui bersama bahwa, ada tiga jenis mahasiswa yang kita kenal,
pertama jenis mahasiswa akademik, kedua mahasiswa organisatoris dan ketiga
jenis mahasiswa gabungan antara keduanya. Namun, ada juga jenis mahasiswa yang
lainnya seperti mahasiswa hedonis. Tapi terlepas dari semua itu, seorang
mahasiswa minimal memiliki ideologinya masing-masing, yang mana hal itu akan
mendasari semua hal yang mereka lakukan.
Keberlangsungan
dari ideologi-ideologi yang mahasiswa anut hari ini ternyata tidaklah bertahan
lama. Ketika mereka tumbuh menjadi seseorang yang bukan seorang mahasiswa lagi.
Dimana tanggung jawab telah bertambah sekian lipat dari biasanya. Selain
tanggung jawab dalam pekerjaan, mereka juga akan dihadapkan dengan tanggung
jawab sebagai kepala rumah tangga atau ibu rumah tangga yang harus mencukupi
segala kebutuhan keluarga. Ideologi tinggalah ideologi. Ia terkubur bersama
kenangan masa indah mereka saat masih menjadi mahasiswa dulu.