MTs N 2 Mataram atau lebih akrab kami panggil dengan sebutan
MTs 2 adalah sebuah sekolah yang berdiri di atas tanah kira-kira luasnya 1.2
hektar. Dari aset lahan yang begitu luas tersebut menjadikannya sebagai sekolah
terluas di kota Mataram pada saat ini. Saya masih ingat betul dengan sosok kepala
sekolah pertama dari MTs N 2 Mataram yang dikenal sangat tegas dan ringan
tangan. Ringan tangan disini buakan dalam arti suka memberi, walaupun mungkin
pada kenyataannya beliau demikian. Naman yang saya maksud dari istilah ringan
tangan disini adalah cara mendidik beliau yang suka memakai tangannya untuk
menyatakan ketidaksukaan beliau atas keslahan yang dilakukakan siswa-siswanya.
Maaf, bahasa kasarnaya menampar. Beliau melakukan itu tak lain dan
tak bukan hanya untuk mendidik siswanya. Saya sangat paham dengan metode yang
beliau terapkan. Itu adalah sejenis metode lama yang diterapkan dengan rumus
siswa harus dipaksa dulu setelah itu pasti siswa akan merasa terpaksa, setelah
lama terpaksa maka siswa akan menjadi terbiasa. Inilah rumus yang sangat
menyakitkan bagi para pelajar namun pada hakekatnya metode ini mempunyai
manfaat yang sangat luar biasa dalam merubah karekter siswa. Terima kasih pada
bapak Lalu mar’ah BA. selaku kepala sekolah pertama MTsN 2 Mataram, yang telah
berjasa membawa MTsN 2 Mataram menjadi sekolah yang sah dimata hukum. Beliau
tak ubahnya seperti bapak proklamator Indonesia yaitu Soekarno yang telah
membawa negara Indonesia menjadi negara yang sah dimata hukum Dunia. Untuk itu
izinkanlah saya memberikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada Bapak Lalu
Mar’ah BA. yang telah berjasa menyusui, memelihara, dan merawat MTs N 2 Mataram
mulai dari sekolah ini baru lahir. Terima kasih bapak Proklamator MTs N 2
Mataram.!!!
Pada kesempatan ini saya tidak akan menulis atau menceritakan
lebih jauh tentang Bapak Mar’ah, akan tetapi pada tulisan kali ini saya hanya
ingin sedikit berbagi tentang sosok MTs 2 pada zaman saya.
Saya teringat betul dengan masa-masa di saat saya menjadi
siswa baru di MTs N 2 Mataram. Pada saat itu MTsN 2 Mataram baru berumur 3
tahun. Tentu saya adalah angkatan ke-3nya. Banyak opini yang berkembang pada
saat itu kalau angkatan Emas MTs N 2
Mataram adalah angkatan pertama, kedua dan ketiga.
Dari dulu hingga sekarang memang MTs N 2 Mataram adalah
sekolah menengah pertama yang terluas di kota Mataram, demikianlah penjelasan
dari Pak faizin, salah seorang guru IPA
yang masih bertahan sampai sekarang dan alhamdulillah berkat ketulusan dan
sumbangsihnya pada MTs 2, beliau akhirnya mendapat SK PNS di MTs 2 juga.
Walaupuan sekolah kami sangat luas tetapi bangunan kelas yang
kami punya hanya beberapa. Tidak ada Perpustakaan, tidak ada Laboratorium(MIPA
ataupaun Komputer), tidak ada Aula, tidak ada Mushalla, ataupuan UKS yang
sesungguhnya. Ruangan yang ada pun bisa dihitung dengan jari, diantara ruang-ruangan
itu, ada ruangan Kepala Sekolah, dua ruangan untuk TU, dua ruangan kelas lagi
beralih fungsi masing-masing menjadi UKS dan Kopsis, saya ingat pengelola
kopsis pada saat itu bernama ibu Nihanah. Selanjutnya ruang kelas yang
digunakan untuk kegiatan akademik siswa hanya berjumlah empat ruangan saja. Sungguh
ironis, ditanah yang begitu luas hanya berisi sederet bangunan sederhana. Di
samping kiri dan belakang dari MTs pada saat itu terbentang sawah yang luas.
Sehingga sering siswa-siswa sekolah tetangga seperti siswa SMP 8 Mataram
menyanjung sekoalah kami dengan julukan Madrasah Tengah Sawah atau kepanjangan
dari MTs sendiri. Walaupaun sekolah kami terlihat terpinggirkan namun pada
kenyataannya di hati kami MTs bukanlah sebuah sekolah pinggiran, karena kami
yakin beberapa tahun ke depan MTs 2 akan berubah menjadi madrasah yang disegani
dan membuat hati siswa-siswa SMP 8 bergetar saat mendengar nama MTsN 2 Mataram.
Dan itu benar-benar terjadi sekarang.
Memang sekolah kami baru pada saat itu. Tak ada yang istimewa
mengenai MTs 2. Gerbang dan pagar depannya saja terbuat dari bambu yang di
poles dengan balutan cat putih, berharap ketika orang yang melihat pagar
tersebut langung merasa kagum dan berkata di dalam hati mereka bahwa betapa
seninya sekolah kami ini, pagarnya saja terbuat dari bambu, sungguh benar-benar
konsep yang natural. Tetapi saya tahu tingkat pendidikan penduduk kota Mataram
sudah cukup tinggi untuk membedakan apakah memang benar pagar bambu itu di buat
atas dasar seni semata atau karena MTs tidak punya dana lebih untuk membuat
sebuah pagar permanent?. Sehingga mereka yang melihat pagar itu tak akan cepat
tertipu dengan manipulasi yang dilakukan tukang kebun MTs dengan membuat seseni
mungkin pagar depan sekolah kami seolah-olah sekolah kami menerapkan program green school.
Namun orang-orang cenderung melihat MTs dari bentuk luarnya
saja, dari minimnya fasilitas yang ada, dari sawah-sawah yang terbentang
mengelilinginya, dari pagar bambunya, dan kekurangan-kekurangan lainnya. Mereka
tidak sadar dengan orang-orang luar biasa yang ada di dalammnya. Saya tidak
setuju jika saya dan siswa pada saat itu disebut-sebut sebagai siswa buangan.
Saya juga tidak setuju andaikan ada orang yang beropini bahwa guru-guru disana
adalah guru-guru hasil mutasi, atau guru-guru yang kualitasnya rendah. Jika memang demikian kenapa MTsN 2 Mataram
sekarang menjadi sekolah yang begitu megah. Bangunan kelasnya terbentang dari
utara hingga ke selatan yang jumblahnya sudah berpuluh-pulah ruangan. MTs 2
sekarang sudah memiliki Laboratorium MIPA,
Laboratorium Komputer, Aula, Auditorium(walaupun kecil-kecilan),
Perpustakaan, Ruangan khusus UKS, Mushalla yang megah, dan satu lagi fasilitas
yang mungkin tidak di temukkan di sekolah-sekolah lainnya, Yaitu MTs meiliki
mata pelajaran perikanan yang langsung didukung dengan adanya beberapa kolam
ikan yang terletak di bangian selatan dari sekolah kami. MTs N 2 Mataram
memiliki lapangan Badminton, lapangan Bola, taman yang indah, serta lapangan
utama. MTs 2 juga telah memiliki pagar
depan dan gerbang yang permanent, mungkin karena MTs 2 ingin mencoba program
baru setelah program green school
dipakai bertahun-tahun, sehingga MTs pun dengan terpaksa harus mengganti
pagar-pagar bambunya dengan pagar permanent.
Setelah saya jelaskan panjang lebar tentang perubahan MTs 2 hingga seperti sekarang maka anggapan
orang-orang tentang guru-guru disana yang memiliki indeks dibawah rata-rata merupakan
anggapan yang salah besar. Mungkin saya harus menulis artikel baru untuk
menceritakan dedikasi dan semangat juang dari guru-guru di MTs 2 pada saat itu
ataupun yang masih bertahan hingga saat ini.
Siapa yang tak kenal dengan pak faizin dan Mr. Jay. Dua
diantara sekian sosok guru yang penuh energik saat beliau mengajar. juga Ibu
kariani, ibu sri, ibu habibah, dan guru-guru lain yang tak bisa saya sebutkan. Beliau semua adalah
guru-guru yang sangat luar biasa. Saya janji jika saya punya waktu luang, saya
akan membuat sebuah artikel yang berisi semua jasa-jasa beliau, kelebihan dan
dedikasi dari guru-guru luar biasa yang dimiliki MTs N 2 Mataram pada masa itu.
Bukan hanya
guru-gurunya saja yang luar biasa pada saat MTs baru lahir, tapi siswanya juga
tak kalah luar biasanya. Sebut saja Muharor, faizah, Toni, mereka semua secuil
dari sekian siswa dari angkatan pertama yang mempunyai tingkat kecerdasan yang tinggi.
Mereka sekarang telah menjadi mahsiswa di UNRAM, sebuah universitas bergengsi
di Nusa Tenggara Barat. Ada juga kakak kelas saya yaitu siswa angkatan kedua,
Husnu abadi dan Pendi. Saat masuk Aliyah mereka ditempatkan di kelas unggulan
di Man 2 Mataram. Tentu kita tahu kelas unggulan disana dihuni oleh anak-anak
yang mempunyai indeks prestasi di atas rata-rata siswa biasa. Dan siswa luar biasa selanjutnya yang
mewakili angkatan 3 adalah Tamaji dan Hidmaliati. Merekapun berdua mempunyai
cara berfikir yang sangat kritis. Namun saya kurang tahu mereka kuliah dimana
sekarang. Terakhir ada kabar yang saya dengar bahwa Tamaji kuliah di sebuah
Akademi Keperawatan di Mataram. Dan mereka semua adalah produksi MTsN 2 Mataram.
Walaupaun saya juga lulus dari angkatan ketiga, namun rasa-rasanya sungguuh tak
etis jika saya menyebutkan nama saya sendiri sebagai salah satu siswa terbaik
MTs N 2 Mataram. Cukuplah saya akan mengatakan bahwa saya adalah siswa
biasa lulus dari MTs N 2 Mataram dari
angkatan ke-3 dan sekarang saya telah menjadi mahasisawa Jurusan pendidikan
Agama Islam (PAI) di Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang.
Pesan saya sebagai penutup dari tulisan ini, terus majukan
MTs N 2 Mataram, tetap bersemangat untuk belajar wahai sahabat-sahabatiku baik
yang masih bersekolah di MTs N 2 Mataram, ataupun yang berada di jenjang yang
lebih tinggi. Dan ketika saya mengadakan acara REUNI AKBAR ALL ALUMNI beberapa
tahun kedepan, datanglah dengan kesuksesan kita masing-masing. Amien.
Sekian wassalam..
Writer by Muh. Hasan Suryawan
Alhamdulillah masih ingat MTs 2...
BalasHapusteruslah menulis Hasan...
karena Ilmu hanya bisa diikat dengan menuliskannya..
ya.. ibu.. hasan ga akan pernah lupa saat2 hasan sekolah dulu di MTs 2..
BalasHapusn Mkasi atas sarannya, insaya Allah hasan bakal berusaha buat menulis, yah minimal kayaq di atas,, daripada ga sama sekali....
tulisan kamu lumayan bagus...
BalasHapusbu guru juga sekarang lagi belajar nulis dan bikin blog...
kamu bisa kunjungi blog saya di wwww.hapsahuhib.wordpress.com
siapa tahu bisa sharing tentang kepenulisan...
ya ibu.. insya allah,, hasan pasti kunjungi..
BalasHapusTapi taukh bu.. aku udah kunungi sebelum ibu mengirimkan alamatnya.. hehehe.. maksih bu..