Kemarin
saya pernah ditanya seorang teman dengan sebuah pertanyaan yang sebenarnya
simple tapi lumayan asyik untuk di kaji lebih mendalam. Pilih mana, apakah
dicintai atau mencintai?. Huhu.. kalau sudah bahas tentang tema diatas, akan
banyak orang yang ikutan komentar karena memang masing-masing individu memiliki
pilihan sendiri dan tentu itu berkaitan dengan pengalaman pribadi mereka.
Di antara yang komentar, ada salah
seorang yang memilih ingin dicintai saja. Karena belajar mencintai orang itu
lebih mudah daripada mengusahakan seseorang untuk mencintai kita. Namun tak
lama setelah itu, admin memberikan pertanyaan balik kepada si pemberi jawaban,
"knpa pilih dicintai? sedangkan sd (kamu) mencintai orng lain? apakah sd
(kamu) bisa tenang?". Pertanyaan yang diajukan Admin saya kira sangat
tepat. Tapi setelah saya menunggu beberapa saat kemudian, seorang yang memilih
"dicintai" tadi memberikan komentar balasan.
"Kan dicintai
dulu baru saya mencintai.
Kalo itu
masalahnya se
ribet..
Gag mudah jatuh
cinta soalnya saya ne..
Yang jelas, berharep aja orng yg sya
cintai itu juga mencintai saya.."
Bahkan orang yang memilih dicintai
pun sangat susah mempertahankan pilihan jika mereka sudah dihadapkan dengan
hati yang sudah lebih dulu mencintai orang lain. Saya pun tak ketinggalan untuk
memilih. Dengan yakin saya memilih "mencintai". Dengan alasan bahwa,
orang yang mencintai adalah orang2 yang berani. Mengapa demikian, karena mereka
akan berhadapan dengan konsekuensi yang sangat berat, bagaimana jika cinta itu
ditolak?. ataupun orang yang mencintai kita tidak bisa membalas perasaan cinta
yang kita miliki. Admin pun bertanya kepada saya, "tpi apakah kamu tidak
merasa sakit jika hanya mencintai sedangkan orng yg kita cintai tidak mencintai
kita?". Pertanyaan itu persis seperti apa yang saya kira. Namun saya
kembali membalas pertanyaan admin dengan komentar sebagai berikut;
“Kau tahu, hakikat cinta adalah
melepaskan. Semakin sejati ia, semakin tulus kau melepaskannya. Percayalah,
jika memang itu cinta sejati kau, tidak peduli aral melintang, ia akan kembali
sendiri padamu. Banyak sekali pecinta di dunia ini yang melupakan kebijaksanaan
sesederhana itu. Malah sebaliknya, berbual bilang cinta, namun dia
menggenggamnya erat-erat.”
--Tere Liye, novel 'Eliana'
Inilah kiranya jawaban singkat,
padat dan jelas dari saya. Kutipan itu bagi saya sungguh quote yang dibuat
dengan pemahaman mendalam tentang arti sebuah rasa cinta. Orang yang mencintai
seseorang dengan benar2 cinta, maka ia tak akan pernah ambisius untuk
mendapatkan orang yang dicintainya, secinta apapun, sesayang apapun. Karena
bagi para pecinta sejati, kebahagiaan yang sesungguhnya adalah bukan karena
kita bisa memiliki orang yang kita cintai namun kebahagiaan yang sesungguhnya
adalah ketika kita bisa melihat orang yang kita cintai tersenyum bahagia,
walaupun ia berasma orang lain, lebih2 hal itu terjadi jika seandainya ia
berhasil memiliki orang yang ia cintai. Terdengar sangat suci bukan pernyataan
ini?. namaun tak ada niat sedikitpun untuk suci-sucian.
Sebenarnya, tak ada pilihan dalam
hal ini. Karena yang ada itu hanyalah satu pilihan, yaitu
"mencintai". Mungkin sudah merupakan fitrah, perasaan manusia ingin
selalu mencintai pilihan yang ia kagumi. Dan pilihan "Dicintai" dalam
hal ini, saya lihat hanya sebagai pilihan yang timbul dari beberapa orang yang
frustasi karena tak kunjung mendapatkan orang yang ia cintai. Tapi jika pilihan
"dicintai" ini benar-benar ada, apakah mungkin kita memepersilahkan
orang lain untuk rela dan berkenan mencintai kita?. Bukankah promosi di
twitter, di facebook menjadi hal yang dibutuhkan?. Tentu saja iya. Kalau
demikian, sama saja kita menghumbar perasaan. Jika ada seseorang yang
berpendapat bahwa untuk dicintai itu harus menunggu. Maka sampai kapan kita
harus menunggu?. Sampai kapan kita harus sanggup membohongi perasaan, melawan
fitrah manusia untuk selalu mencintai, yang datang bahkan tanpa bisa diprediksi
sama sekali.
Untuk itulah, mulai saat ini jangan
pernah untuk takut mencintai seseorang. Jika kita takut dengan resiko, mati
saja lebih baik. Karena semua pilihan dalam kehiudupan ini tentu memilki
resiko. Namun pilihalah pilihan yang rasional, yang mana setiap resikonya mampu
kita hadapi. Mulailah dari sekarang untuk berani mencintai.
By: Muh. Hasan Suryawan
By: Muh. Hasan Suryawan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar