Ini part yang menarik untuk saya
tulisakan. Sudah lumayan lama mengendap di dalam pikiran saya tentang sebuah
kutukan yang dilebur oleh kutukan. Artinya, suatu kutukan akhirnya kalah dengan
kutukan yang lainnya. Kok kejadian ini bisa terjadi?. Bisa saja gan. Namun,
semua pendapat yang ada pada tulisan ini hanya bersifat asumsi. Dengan kata
lain hanya sebagai candaan namun masuk akal juga siii…
Certa ini berawal dari rencana saya dan beberapa sahabat terdekat saya yang berencana untuk pergi ke Gunung Rinjani. Ketinggiannya itu mencapai 3726 meter diatas permukaan laut. Waw. tinggi bukan?. Makanya, nggak heran kalau Gunung Rinjani adalah gunung dengan puncak tertinggi ketiga di Indonesia atau memiliki dataran tertinggi di Indonesia Tengah. Banyak orang yang sudah pergi kesana. Termasuk paman saya sendiri. Hampir tiap tahun ia pergi kesana bersama dengan komunitasnya yang bernamaa Slankers Adventure Team atau disingkat SAT adventure Lombok. Sudah lama saya ingin pergi kesana, namun tak pernah kesampean harapan itu. Sampai pada suatu hari, dengan segala keberanian akhirnya kami berencana dan memutuskan untuk bolang ke Gunung Rinjani. Kini status Taman Nasional bagi Rinjani telah di cabut, dan digantikan dengan status Geopark (salah satu asset bumi kita ini yang sangat berharga).
Certa ini berawal dari rencana saya dan beberapa sahabat terdekat saya yang berencana untuk pergi ke Gunung Rinjani. Ketinggiannya itu mencapai 3726 meter diatas permukaan laut. Waw. tinggi bukan?. Makanya, nggak heran kalau Gunung Rinjani adalah gunung dengan puncak tertinggi ketiga di Indonesia atau memiliki dataran tertinggi di Indonesia Tengah. Banyak orang yang sudah pergi kesana. Termasuk paman saya sendiri. Hampir tiap tahun ia pergi kesana bersama dengan komunitasnya yang bernamaa Slankers Adventure Team atau disingkat SAT adventure Lombok. Sudah lama saya ingin pergi kesana, namun tak pernah kesampean harapan itu. Sampai pada suatu hari, dengan segala keberanian akhirnya kami berencana dan memutuskan untuk bolang ke Gunung Rinjani. Kini status Taman Nasional bagi Rinjani telah di cabut, dan digantikan dengan status Geopark (salah satu asset bumi kita ini yang sangat berharga).
Seminggu sebelum hari keberangkatan,
kami sibuk mempersiapkan segala peralatan. Jumlah kami yang akan pergi ke
Rinjani adalah lima orang. Semuanya dari alumni IPA Reguler MAN 2 Mataram
angatan tahun 2009. Kami lahir dari latar belakang lingkungan yang berbeda,
namun walaupun begitu, kami memiliki satu kesamaan, yaitu suram jika ditanya
masalah percintaan. Misalnya si Takwim yang dari dulu selalu
putus-nyambung-putus-nyambung. Sebabnya, ya, tak lain karena PHP nya seorang
cewek. Apes yang kedua datang dari Yedy. Wajah udah oke, tapi sayang belum juga
dapet cewek. Tiba-tiba jatuh cinta, eh sama pacar orang. Pas dengan tweet nya
Radityadika, “pacar orang kok dikengenin?”. Haha..
Cerita yang lain berasal dari Wawan.
Ia lelaki paling dingin plus paling manja. Maklum anak mama. Hehe.. Beberapa
hari yang lalu dia pacaran dengan seorang cewek, tapi putus gara-gara
diselingkuhin. Buseettt…hari gini masih ada cowok yang diselingkuhin?
Seharusnya kan sebaliknya. Dan cerita terakhir datang dari teman saya yang
bernama si Imam. Ia adalah anak yang paling alim di komunitas IPA Reguler. Tapi
walalupun dekat dengan Allah, itu tidak membuat semua takdir-takdir atau
kasarannya kisah percintaannya menjadi mulus. Karena ia akhirnya putus dari
cinta yang sudah ia perjuangakan ini.
Nah, nggak tau kenapa, hari itu
setelah berkumpul kami memiliki satu misi yang sama yaitu berniat untuk muncak
ke Gunung Rinjani. Ya, karena kesamaan visi itulah akhirnya kami memutuskan
untuk pergi bersama. Tak ada satupun rencana sebelumnya tentang trip ini. Dan ini terjadi begitu saja.
Oke, satu minggu kami melakukan persiapan. Yang parahnya lagi, teranyata, tak
ada satu pun diantara kami yang pernah kesana. Ini memang tantangan. Tapi saya
begitu yakin akan keberhasilan trip
ini karena salah satu dari teman kami, yaitu Yedi adalah anggota dari anak
pecinta alam Universitas Mataram. Apapun keadaan darurat yang akan kami temui
nantinya, pasti ia punya solusi yang handal. Demikianlah harap saya terhadap
Yedi.
Pagi itu Elis memberikan doa sebelum
kami beranjak menuju ke Sembalun (Lereng Gunung Rinjani). Begini nih..kata
pesannya;
“Genk,
hati-hati ya dijalan. Salam sama Rinjani. Bulan depan aku, Linda dan Ika bakal
nyusul kesana. Eh,, tau nggak mitosnya,
cowok yang udah pergi Rinjani, setelah pulangnnya akan berubah menjadi
playboy. Jangan jadi playboy ya kalian….”
Begitulah petuah Elis kepada kami.
Kami juga baru tahu akan hal ini. Asiikkk..
bukan ini justru akan menguntungkan kami?. Sekian lama terkutuk menjadi cowok-cowok
yang memiliki kisah suram bersama pasangan-pasangannya, akhirnya Rinjani siap
akan meleburkan kutukan itu. Sepulang dari Rinjani, kami bukan hanya memiliki
pasangan setia nantinya, tapi lebih dari itu, kami akan manjadi playboy.
Bukankah ini hal yang mengagumkan kawan?
Pagi itu kami bergegas dari rumah
Takwim di daerah Abiantubuh dan berjalan ke persimpangan besar menuju ke
terminal Sweta. Tumpangan pertama kami adalah sebuah mobil pick up dinas kesehatan pengangkut sampah. Haha.. tapi seru. Selain
gratis, tumpangan ini juga full AC alias
bisa merasakan angin sepoi-sepoi. Sesampai di Terminal Sweta, kami kemudian
mencari Bus mini untuk menuju ke Kabupaten Lombok Timur. Setelah Beberapa kali lobbying, kami akhirnya bisa menemukan
Bus dengan upah yang sangat murah. Maklum, duit kami terkuras karena membeli
peralatan-peralatan muncak.
Dua jam kemudian kami tiba di
Kecamatan Aikmel. Kami kemudian makan disebuah warung sederhana. Dengan penuh
canda, kami bercengkrama sebelum tenaga kami sebentar lagi akan terkuras.
Setelah shalat Dzuhur, kami kemudian beranjak ke Sembalun dengan menggunakan
sebuah mobil Pick Up. Namun kami ini
bukan pengangkut sampah, melainkan beberapa barang kebutuhan pokok dan dua
orang ibu-ibu. Sejam lamanya perjalanan yang sudah kami tempuh menuju ke
Sembalun. Dan kendaraan kami berhenti di RTC (Rinjani Trek Center). Setelah mendaftar kami kemudian beranjak ke
Bawak Nau. Tempat yang akan kami jadikan garis start. Karena menurut orang yang
sudah biasa ke Rinjani, dibandingkan dari RTC, memulai perjalanan dari Bawak
Nau lebih menghemat waktu sekitar dua jam.
Tepat setelah shalat ashar di
sekitaran Bawak Nau, kami akhirnya memulai perjalanan. Awalnya trek yang kami
lewati landai. Namun perlahan trek itu semakin menanjak. Hari sudah senja, dan
kami memutuskan untuk bercam di POS 2. Barulah kemudian pada paginya, kami
melanjutkan untuk berjalan menuju ke arah Pelawangan. Pelawangan ini adalah
tempat cam terakhir sebelum para pendaki memilih antara turun ke danau atau
muncak ke Gunung Rinjani. Suasana diatas Pelawangan setelah kami sampai disana
sangat ramai.
Tepat jam dua Malam kami meninggalkan
tenda dan berjalan bersama menuju ke Puncak Rinjani. Inilah intisari dari
segala kesibukan yang telah kami lakukan hampir selama satu minggu lamanya.
Kami naik bersama-sama. Wawan yang memang memiliki latar belakang anak mama,
semakin menjadi manja. Imam yang sudah dari tak mau membawa peralatan yang
lengkap, akhirnya merasakan kerasnya suhu di pundak puncak Rinjani. Beberapa
kakinya kram, itu adalah tugas Takwim untuk mengobatinya dengan menempelkan
beberapa koyo disekitarnya. Namun saya salut, imam adalah seseorang yang tegar,
sabar dan tak pernah mengeluh. Kali ini, keperibadian kami semakin terlihat.
Tingkah wawan yang sangat manja memaksaku secara TIDAK sadar untuk berjalan
sendiri dan meninggalkan rombongan. Al hasil, hanya sayalah yang bisa muncak ke
tempat tertinggi yaitu 3726 m dpl, dataran tertinggi di Indonesia Tengah.
Sehabis muncak, kami kemudian kembali
ke Pelawangan. Dan disana, pancing miliki pamannya Yedi hilang entah kemana.
Asumsi terkuat adalah dicuri. Yedi kemudian mengeluarkan sifat aslinya. Ia
mogok makan. Ia kesal dengan pencuri yang telah berani mencuri pancing milik
pamannya. Dan berdoa kepada Tuhan dengan doa yang hampir semuanya negative.
Takwim kemudian mencoba meredamkannya, hingga terjadilah kajian tentang
bagaimana seharusnya doa yang baik ketika sedang di Dzholimi?. Mereka kemudian
berdebat hebat, dan ini sangat lucu walaupun suasananya begitu mendebarkan.
Hemat cerita, akhirnya setelah dari
Pelawangan kami langsung turun ke Danau. Dan setelah satu malam di danau kami
pulang melalui jalur Senaru yang lagi-lagi, justru trek inilah yang paling
banyak membuka sifat dan kepribadian kami. Karena ada kejadian yang tak kami
rencanakan sebelumnya.
Oh ya, ditengah jalan, saya tak
sengaja mendengar celetukan orang Jakarta mengatakan bahwa perjalanan menuju ke
atas Rinjani adalah perjalanan suci. Kemudian saya mendengar lagi mitos bahwa,
jika hendak berdoa saat perjalalanan ke Rinjani, maka doanya akan langsung
dikabulakan, dengan kata lain dikabulakan secara kontan. Waw.. kami tentu
memiliki doa rahasia masing-masing. Saya tentu tidak akan menuliskannya juga
doa yang seperti apa yang saya ucapkan kepada Tuhan, karena M.A.L.U. hehe..
Okelah. Satu minggu setelah perjalanan
ke Rinjani itu, kami belum mendapatkan efek playboy itu. Bahkan sebaliknya,
hubungan percinaan kami semakin amburadul. Namun inilah justru tikungannya.
Sekitar satu bulan, efek-efek Palyboy itu sudah kami rasakan. Ini lagi sekali
bukan pelet, tapi aura yang Tuhan berikan kepada mereka yang sangat mencintai
alam atau untuk para pecinta alam,,,, macam kami inilah. Kok jadi logat batak
gini. Oke lanjut,,
Dua bulan setelah kami ke Rinjani
teranyata kami benar-benar diberikan potensi Playboy. Nah tergantung pribadinya
sekarang, jika ia tak kuat maka ia akan berubah menjadi orang yang playboy.
Tapi jika ia kuat mengendalikan diri, maka mungkin ia akan tetap menjadi
seorang pria yang setia. Lagi sekali saya tegaskan, yang diberikan Tuhan kepada
kami hanyalah kutukan potensi, bukan kutukan untuk merubah diri kami.
Takwim setelah putus dengan pacarnya yang
terdahulu, tiba-tiba kembali memiliki pacar yang kali ini berjumlah tiga cewek
sekaligus. Imam pun yang sudah putus beberapa bulan yang lalu akhirnya
diberikan sinyal positif dari keluarga ukhti
barunya untuk melangkah ke jenjang yang lebih serius. Yedi juga sekarang
memiliki gebetan baru, dan tak lagi menjadi orang yang merindukan kekasih orang
lain. Wawan, nah.. hanya orang yang satu inilah saya belum mengetahui
sedikitpun tentang kisah percintaannya. Kemudian ini yang paling asikk.. soal
percintaan saya sendiri.
Sekarang, saya sudah memiliki tambatan
hati yang sudah bisa menyayangi saya tanpa saya menyuruhnya. Ia datang bagai seeokor
macan. Datang kemudian tiba-tiba menerkam, hati saya tak berkutik. Saya tak
akan bercerita lebih panjang lagi, karena takut akan melebar dari tema yang
sudah saya tuliskan di awal, yaitu tentang sebuah kutukan yang dileburkan oleh
kutukan yang lain. KESMIMPULANNYA: PERGI BERWISATA KE RINJANI SANGAT COCOK BUAT
MEREKA YANG SEDANG JOBLO ATAU TAK LAKU-LAKU.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar