Tulisan
ini saya buat tepat di depan ruangan dosen pembimbing saya, sembari menunggu
beliau yang sedang keluar maka tidak ada salahnya saya berbagi beberapa hal
tentang suka duka seorang mahasiswa menyelesaikan tugas akhirnya. Tepatnya kali
ini saya sedang menggarap penelitian pada jenjang magister atau tesis. Sekilas
terdengar waw.. padahal bahasa inggrisnya “skripsi” ya...thesis. Terus letak perbedaan diantara keduanya apa?. Ya sama saja,
hanya beda judul awal saja. Namun yang digembor-gemborkan memang kedalaman
pembahasan tesis lebih dalam ketimbang skripsi, begitupun pembahasan desertasi
(bagi doktroral) lebih dalam ketimbang penelitian skripsi ataupun tesis.
Sebenernya
bagiaman sih pentingnya sebuah tugas akhir, entah itu skripsi, tesis ataupun desertasi?. Menurut pendapat pribadi
yang memang penting bahkan sangat penting. Tugas akhir inilah alasan dan momok
bagi beberapa mahasiswa yang tak kunjung diwisuda walaupun memang ada faktor
lain seperti tidak lulus di beberapa mata kuliah. Akan tetapi, melakukan
penelitian dengan beberapa konsultasi dimulai dari dosen wali hingga pembimbing
merupakan sebuah proses yang harus dijalani dengan lapang dada.
Banyak
mahasiwa yang diawal sudah bersemangat berapi-api, eh..begitu dibentak sedikit
oleh dosen pembimbing akhirnya males kembali lagi buat konsul. Jadi modal awal
agar bisa menyelesaikan tugas akhir ini sebenernya ialah dibutuhkan kelapangan
hati seorang mahasiswa untuk menerima kritik, saran, bahkan bentakan dari dosen
pembimbing.
Bagaiamana
agar tugas akhir cepat selesai?. Untuk menjawab pertanyaan ini tidaklah sulit.
Salah satu faktor penentu cepat atau lamanya suatu tugas akhir dikerjakan ialah
tergantung siapa dosen pembimbing mereka. Ada dosen pembimbing yang sangat mudah
dan baik, dalam arti tidak terlalu rewel. Namun ada juga dosen pembimbing yang sangat
rewel dan kritis, ibarat kata kalau pasangan ya sangat protektif. Tapi semua ada
hikmahnya. Mungkin sewaktu kuliah dulu males-malesan, sehingga ia mendapatkan
dosen pembimbing yang rewel dan kritis. agar segala daya dan upaya pikirannya dapat
diperas dengan maksimal sebelum ia memakai toga. Karena mendapatkan dosen
pembimbing yang baik dan tidak terlalu kritis juga tidaklah terlalu mengasikkan. Ada yang kurang greget ketika kita dalam menyelesaikan tugas akhir walaupun selesainya dalam waktu
yang cepat.
Sewaktu
kuliah starta satu, saya mendapatkan dosen pembimbing yang baik dan tidak
‘protektif’ tentunya. Sehingga tugas akhir saya bisa diselesaikan tepat pada
waktunya, bahkan lebih cepat dari yang diperkirakan. Namun kali ini pada tugas
akhir di starta dua kali ini saya memiliki dosen pembimbing yang berbeda.
Beliau ahli dalam bidang Research and
development (RnD) dan kuantitatif
karena memang jenis metode penelitian yang saya pilih adalah penelitian
Pengembangan. Berbeda dengan sewaktu strata satu ketika saya mengambil
pendekatan penelitian kualitatif maka dosen pembimbing saya ialah yang ahli
kualitatif.
Disini
sangat penting diperhatikan ialah masalah pengambilan pendekatan penelitian
yang diambil. Terdapat dua madzahab secara umum yaitu kualitatif dan
kuantitatif serta penambahan satu madzahab yaitu penelitian pengembangan. Pilihan
pendekatan tersebut harus sesuai dengan passion
dan bakat pribadi. Untuk menentukan yang mana passion mu maka bisa lihat dari kecendrungan yang dilakukan. Jika
kamu senang menganalisis, mengamati, mengobservasi, membedah suatu fenomena
maka ambillah kulaitatif. Jika kamu suka membuat angket, membuat survei,
mengolah data angka maka ambillah kuantitatif. Dengan mengambil pendekatan
sesuai dengan passion ini akan
membantu dalam memudahkan penyelesaian penelitian.
Saat
ini saya agaknya mengelami sedikit kesulitan namun saya tafsirkan sebagai
sebuah tantangan karena saat ini saya mengambil pendekatan penelitian
pengembangan, dimana nantinya akan menghasilkan satu produk pembelajaran yang
harus tervalidasi oleh dua dosen, satu guru mata pelajaran, dan pengukuran
pengaruh dari hasil produk tersebut. Ini tentunya akan memakan waktu yang
sangat lama serta membutuhkan kesabaran yang ekstra. Karena background skripsi saya dulu ialah dengan pendekatan kualitatif
maka akan sedikit kesulitan jika saya mengambil pendekatan yang berbeda 180 drajat
dari penelitian awal saya.
Namun
bagian paling penting dari sebuah penelitian ialah memang bukan kepintaran
seseorang, tapi sebuah keuletan. Banyak orang yang pintar namun justru memiliki
beban tugas akhir yang mangkrak. Ujung-ujungnya karena terlalu idealis sebuah
penelitian tidak akan rampung saat digarap. Namun banyak juga mahasiswa dengan
kecerdasan rata-rata tapi cepat menyelesaikan tugas akhirnya, tidak lain ya..
karena ia memiliki sikap ulet atau rajin. Sehingga tak heran jika ada candaan
yang mengatakan bahwa bab pertama dalam sebuah penelitian itu bukan bab
pendahuluan, tapi bab niat.
Pertanyaan
terakhir, “buat apa sih kita membuat tugas akhir atau sebuah penelitian?”. Orang-orang
mungkin akan punya jawaban yang banyak, bahkan dapat menulis satu buku untuk
menjawabnya. Tapi menurut saya sih sederhana saja, tujuan penelitian dan tugas
akhir ini untuk menata pola pikir seseorang agar supaya lebih baik lagi dalam
memahami dan menghadapi sesuatu. Apa yang tidak meneliti tidak bisa belajar
untuk menata pola pikir?. Ya bisa saja,, Cuma salah satunya ialah ya dari jalur
akademik ini dan diluar sana ada banyak cara untuk mengasah cara pandang dan
pola pikir kita.
Semoga
bermanfaat, terima kasih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar