Sejarah
telah menjelaskan kepada kita tentang perkembangan preodisasi peradaban
manusia; dimulai dari zaman purba hingga zaman modern yang serba digital
seperti saat ini. Hal mendasar dari munculnya sebuah perubahan ialah berubahnya
pola pikir manusia. Manusia-manusai zaman dulu sangat mempercayai takhayul dan
hal-hal yang berbau mistis hingga menggemari mitos-mitos. Sedangkan pada zaman
modern saat ini pikiran manusia sudah sangat rasional, bahkan tak jarang yang
akhirnya tak mempercayai kehidupan setelah mati (atheisme). Nasib tentang hal-hal yang berbau mistisme, irrasional, suprarasional
yang mana hal diatas melekat dan menjadi identitas bagi Agama benar-benar sudah
di ujung tanduk.
KESESATAN ANALOGI PASCA PEMBAKARAN BENDERA "TAUHID"
Sekarang muncul silogisme-silogisme logis
yang digunakan untuk menyerang antar kelompok. Ini sangat bahaya, apalagi
mereka yang menggunakan kaidah logis tidak mengikuti aturan mainnya. Karena
dampak terburuknya adalah justru dapat menyerang akidahnya sendiri.
Misalnya munculnya premis-premis seperti
ini;
“Pembakaran bendera tidak akan terjadi
jika Uus tidak hahdir dalam acara hari santri”
“Kami tidak akan memperingati hari santri
jika tidak ditetapkan oleh presiden”
Kesimpulannya: “Pembakaran bendera
tidak akan terjadi bila presiden tidak menetapkan hari santri”
Langganan:
Postingan (Atom)
BACA JUGA
Islam: Way Of Life
Oleh: Muh. Hasan Suryawan Saat kita mendengar kata islam, maka yang terpikirkan dalam benak kita adalah salah satu agama yang menjadi ke...