Ketika ada yang bertanya tentang
Liverpool FC kepadaku tentu aku tak memiliki segudang jawban untuk
menjelaskannya. Yang aku tahu tentang Liverpool FC, adalah sebuah klub sepak
bola yang berasal dari Inggris dan bermarkas di kota Liverpool. Aku takkan
mencontek dan membuka google untuk mencari tau segudang tentang
Liverpool FC beserta prestasi-prestasinya (terlalu banyak untuk dihafal).
Karena puncak kejayaan Liverpool FC terjadi pada tahun 1960-1980an. Sedangkan
aku lahir pada tahun 1992, sekitar satu dekade lamanya setelah tahun-tahun
kejayaan klub ini.
Lalu apakah aku ini fans Liverpool FC?.
Atas dasar apa? Sedangkan aku sendiri tak menyaksikan kegarangan Liverpool FC
pada masa kejayaannya. Satu-satunya momen yang aku tahu tentang Liverpool FC
adalah ketika klub ini mendapatkan gelar Liga Champion pada tahun 2005, di
Istanbul Turki. Umurku kira-kira saat itu 13 tahun, atau ketika aku masih di
bangku kelas 6 sekolah dasar. Namun tahun-tahun sebelumnya aku sudah tahu
tentang klub ini, yaitu melalui playstation.
Aku memiliki masa kecil yang sangat
mengagumkan, tanpa smartphone, tanpa mengenal cinta tapi sedikit banyak
menonton TV. Namun segala kebiasaan di rumah tersebut tak membuat aku betah
berlama-lama disana. Melainkan aku bersama teman-teman pergi mbolang,
keluar ke sawah, kebun, sungai, termasuk bermain sepak bola.
Adalah kebiasaan teman-teman pada saat
bermain bola kami selalu berteriak dengan satu nama superstar sepak bola pada
masa itu sembari membawa bola tersebut. Ketika kami menggoreng bola dan
melewati beberapa pemain belakang musuh kami akan berteriak, “Ronnallldooo....”
seperti halnya seorang komentator. Ketika kami akan melakukan shooting
ke gawang lawan biasanya kami berteriak, “Fillipe Inzaghi...” atau ketika kami menendang bola dari kejauhan
kami akan berteriak “Steven Gerrad....”. ataupun ketika seorang kiper akan
menangkap bola tersebut ma ia biasanya akan berteriak sambil terbang menepis
bola, “Dudek....”.
Mungkin sebatas itu pengetahuanku
mengenai masa kanak-kanakku yang begitu dekat dengan sepak bola. Tak hanya di
lapangan, kami juga seringkali bermain playstation dan klub favorititku, ya
Liverpool. Pemain liverpool begitu kuat, kekar dan tangguh kala itu. Walaupun
jarang memang, tapi aku tetap memakai liverpool sampai sekarang.
Beberapa tahun kemudian setelah aku
semakin mendalami filosofi klub aku semakin tersanjung. Kamu pernah denngar,
“YNW?” atau You’ll Never Walk Alone, sebuah jargon yang memiliki arti
kesetiaan dan loyalitas yang mendalam. Liverpool memiliki fans-fans yang sangat
loyal, mereka adalah the kopites atau liverpooldian. Mereka
selalu setia mendukung klub bukan hanya ketika ia menang, namun juga ketika
liverpool fc sedang mengalami keterpurukan.
Bagi saya pribadi, menang memang tujuan
dari sebuah pertandingan sepak bola. Tapi akan lebih membanggakan menang dengan
cara yang tepat dan efisien. Misalnya, sebuh klub memiliki kekuatan finansial
yang baik kemudian membeli pemain-pemain mahal bahkan pada level superstar,
memiliki pelatih dengan gaji selangit dan sebagainya. Maka ketika klub semacam
ini menang dalam sebuah pertindangan, ya... wajar-wajar saja menang dan meraih
tropi karena banyak uaang yang telah di keluarkan. Namun apabila ia kalah, maka
ia akan menjadi cemooh.
Bandingkan dengan kemenangan dan trofi
yang diraih dari sebuah perjuangan, bukan hanya mengandalkan finansial yang
besar. Tapi juga mampu mengolah potensi pemain menjadi lebih baik dan
mengagumkan. Kemudian kemenangan-kemanangan dramatis yang diraih, apalagi hal
itu dilakukan dengan penuh semangat perjuangan. Ingat, liverpool ketika final
UCL di Istanbul pada babak pertama kalah 3-0 atas Ac Milan. Namun pada babak
kedua, dalam interval waktu 15 menit mampu mencetak 3 gol balasan. Dan akhirnya
memenangkan pertandingan. Itu final liga champion yang takkan pernah di lupakan
sejarah sepanjang masa, “nothing is impossible”
Banyak alasan lain mengenai kenapa harus
liverpool fc dan bukan klub yang lain. Filosofi klub ini sungguh luar biasa dan
dapat dijadikan filosofi dalam menjalani hidup. Hari ini mungkin liverpool fc perlahan
bangkit dari keterpurukan yang telah melanda selama beberapa tahun belakangan.
Duet lini depan yang menakutkan dan hadirnya beberapa pemain anyar seperti
pemain belakang Virgil Van Djik, Robertson, dan tentunya pemain fenomenal
Mohammed Salah. Apapun yang terjadi, memang kami sebagai fans takkan membiarkan
kalian berjalan sendirian. You’ll Never Walk Alone!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar