Banyak riwayat yang menerangkan tentang kejadian manusia.
Pembahasan tentang masalah itu tidak akan habis-habisnya dibahas baik dalam
tafsir-tafsir yang di buat oleh para mufassir klasik dan kontemporer ataupun
dalam kitab-kitab ulama terdahulu. Ada hikmah luar biasa yang mungkin bisa kita
temukan dalam kisah-kisah itu yang selanjutnya bisa kita gunakan sebagai
pelajaran dan pedoman untuk menjalani kehidupan kita dimasa kini.
Iblis diciptakan oleh Allah SWT dari api dan Malaikat diciptakan
dari cahaya, namun lain halnya dengan manusia yang diciptakan oleh Allah SWT
hanya dari tanah liat. Tentu kita tahu bahwa manusia diciptakan dari bahan yang
paling rendah dibandingkan dengan bahan-bahan makhluk lainnya. Saat semua
makhluk terdahulu seperti Iblis dan Malaikat diperintahkan Allah SWT untuk bersujud
kepada nabi Adam, maka dengan angkuh Iblis menolak perintah itu. Iblis merasa
lebih mulia karena ia diciptakan dari api. Namun lain halnya dengan Maliakat
yang senantiasa menjalankan perintah Allah SWT dengan ikhlas. Di saat nabi Adam
diperintahkan Allah SWT untuk tidak mendekati buah khuldi maka Iblis dengan
liciknya menghasut nabi Adam untuk mendekatinya. Ajakan pertama Iblispun di
tolak mentah-mentah oleh nabi Adam. Tapi iblis tidak habis akal, ia mensiasati
nabi Adam untuk mengambilkan buah itu dan menyuruh nabi Adam untuk memakannnya
karena hasut iblis, Allah hanya memerintahkan untuk tidak mendekati saja
sedangkan untuk memakannya diperbolehkan. Dismping itu juga iblis mengatakan
bahwa buah khuldi adalah buah kekekalan dimana jika nabi Adam memakannya maka
ia akan kekal bersama Siti Hawa di surga. Inilah hasutan-hasutan Iblis kepada
nabi Adam sehingga nabi Adam dan Siti Hawa akhirnya tergoda dan melanggar
perintah Allah tersebut.
Di saat nabi Adam dan Siti Hawa memakan buah khuldi maka Allahpun
murka dan melempar keduanya ke atas bumi. Dalam pengasingannya, diceritakan
dalam suatu tafsir bahwa nabi Adam selalu membaca doa “robbana zolamna
anfusana wa’illam tagfirlana watarhamna lanakunanna minal khosirin”. Doa itulah
yang selalu diamalkan oleh nabi Adam dan pada akhirnya beliau di maafkan oleh
Allah SWT sekaligus di angkat menjadi khalifah di atas muka bumi.
Malaikatpun cemburu dengan pengangkatan itu dan mengajukan protes kepada Allah
SWT bahwa ia bisa bertasbih selama ia diperintahkan oleh Allah dan manusia
belum tentu bisa menjalankannya. Namun ketahuilah, Malaikat tidak bisa
membangun ilmu pengetahuan seperti apa yang manusia bisa lakukkan. Inilah salah
satu maksud dari jawaban Allah SWT “aku mengetahui, apa yang kamu tidak
ketahui”.
Ada yang menarik untuk dibahas tentang pengangkatan nabi Adam
sebagai khalifah di muka bumi. Seperti yang telah kita ketahui bahwa Allah SWT
sebelumnya telah menciptakan Malaikat, Jin, dan Iblis, namun kenapa manusialah
yang diangkat?.
Kita mungkin tahu bahwa akal manusia menjadi nilai plus dalam
struktur penciptaan manusia. Namun bukan akal sebenarnya yang menjadi penting
dalam hal ini, melainkan manusia memiliki kelebihan untuk mengembangkan ilmu
pengetahuannya yang selanjutnya akan digunakan untuk menata semua urusan
kehidupannya di atas muka bumi ini. Inilah yang menjadi sebab mengapa malaikat,
iblis dan makhluk Allah lainnya diperintahkan untuk bersujud kepada manusia.
Kita mungkin sepakat bahwa iblis tidak mau bersujud karena ia diciptakan dari
api dan manusia diciptakan dari tanah, namun dalam prespektif lain dijelaskan
bahwa iblis tidak mau bersujud kepada manusia juga dikarenakan Iblis mengaku
lebih senior ketimbang manusia. Ia merasa fanatik terhadap golongannya sendiri
dan tidak peduli bahkan meremehkan golongan lain. Disamping itu juga Iblis
memang tidak mencintai ilmu pengetahuan.
Untuk itulah, agar manusia menjadi makhluk yang mulia melebihi
mulianya malaikat, maka manusia harus mengembangkan ilmu pengetahuan. Memiliki
akal saja kadang-kadang kita masih berbuat seperti binatang karena akal tidak bisa
menjamin baiknya kehidupan manusia, yang bisa hanyalah pengetahuan.
Jika kita terfokus hanya untuk mengumpulkan harta maka sama halnya
terperangkat dengan iming-iming iblis ketika ia mengatakan buah khuldi adalah
buah kekekalan. Kita hanya terfokus mencari harta namun lupa denga ilmu
pengetahuan.
Jangan memperdulikan orang-orang yang mengatakan kuliah belum tentu
dapat pekerjaan. Karena orang yang seperti itu tidak lain hanyalah perwujudan
setan yang nyata. Tugas kita hari ini adalah tolabul ilmi. Mengumpulkan ilmu
sebanyak-banyaknya sebagai suatu kewajiban terhadap perintah Allah SWT agar
kelak kita bisa menjadi khalifah yang baik di muka bumi ini. Urusan pekerjaan
adalah urusan Allah, jangan sekali-kali menghabiskan waktu kita hanya untuk menata
tiga, empat atau lima tahun ke depan. Karena banyak diantara kita yang hanya
senang melakukkan hal diatas namun lupa dengan kewajibannya menuntut ilmu yang
pada hakekatnya melalui tolabul ilmilah harapan, cita-cita, dan
angan-angan dimasa depan akan terwujud.
Samangat untuk teman-teman dalam menempuh ajaran baru dalam dunia prostitusi
intelektual kita. Ingat niat, ingat juga kelak kita akan kembali ke kampung
halaman kita masing-masing dan siap untuk memberikan penerangan bagi kelamnya
ilmu pengetahuan di tengah-tengah masyarakat kita, yang mana hal ini juga akan
membanggakan keluarga lebih-lebih orang tua kita. Atau jika tidak, kita hanya
menjadi cibiran di tengah-tengah masyarakat. Inilah dua kenyataan yang sangat
kontras yang harus dipilih oleh para perantau ilmu.
Artikel By: Hasan Suryawan
Mahasiswa Jurusan Pend. Agama Islam UIN Maliki Malang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar