Translate

PERENCANAAN LUAR BIASA ALA ‘BUNDA’

       Siang ini tubuh saya terasa lelah, semangat juang yang tiba-tiba dwon dan langkah kaki yang tiba-tiba menjadi lunglai. Entah kenapa hal itu bisa terjadi, mungkin karena beberapa aktifitas yang akhir-akhir ini sangat menyibukkan badan. Hingga muncullah satu ide untuk mampir di PKL yang menjual beranekamacam buah-buahan. Entah karena iseng atau hanya sekedar ‘ingin’ memakan buah-buahan, hari ini saya memutuskan untuk membeli buah. Hanya berbekal Rp. 4.000,00 saya membeli beberapa potongan buah, yaitu dua buah potongan buah Nanas, dua potong buah Melon, dan dua potong buah Semangka. Setelah sampai di Kosan, saya menikmatinya dengan ‘ngah-ngahan’, mungkin karena faktor kehausan juga.
       Ternyata sudah beberapa bulan ini (sekitar 2 bulan lebih) saya tidak pernah mengkonsumsi buah-buhan. Padahal asupan beberapa vitamin yang terkandung di dalam buah-buhan sangat penting bagi Tubuh. Ada vitamain C di dalam buah jeruk misalnya, yang sangat bermanfaat untuk menyembuhkan penyakit Sariawan. Vitamin A yang ada di buah Pepaya yang sangat bermanfaat untuk menjaga kesehatan Mata daaaan vitamin-vitamin yang lainnya.

       Puas menikamti semua buah-buhan tadi, akhirnya saya berdiam diri. Saya merasakan kesejukan yang sungguh luar biasa. Mata yang tadinya lesu berubah menjadi begitu bergairah (bukan dalam rangka promosi PKL buah-buahan lho ya), hati yang tadinya sedu tak bersemangat tiba-tiba menjadi lebih bersemangat, dan yang tadinya, niat awal saya ingin tidur siang di Kosan akhirnya saya batalkan. Karena saya tidak  ‘merasa’ ingin tidur siang lagi (bermalas-malasan). Di dalam jeda itu saya akhirnya teringat dengan satu nama yang hari ini semakin saya rindukan keberadaannya; ya, Bunda (saya biasa memanggilnya dengan sebutan Ummi).

        Saya teringat dengan kejadian beberapa tahun yang lalu, saat saya masih tinggal di rumah bersama orang tua. Hampir setiap harinya, sepulang dari pasar untuk membeli bahan makanan Ummi selalu membeli buah-buhan. Entah itu ndes (bahasa sasak yang berarti Timun Suri), Pepaya, Kelengkeng dan lain sebagainya. Tapi yang paling sering adalah buah Pepaya. Ini buah primadona bagi Ummi saya. Katanya baik untuk Mata, bla..bla..bla,, tapi saya selalu mengindahkannya. Dengan alasan saya tidak suka Pepaya, apalagi dengan baunya. Beberapa kali Ummi memaksa saya agar mau mengkonsumsi buah-buahan yang beliau belikan (bukan hanya itu karena beliau bahkan mengupas dan mencuci bersih buah tersebut), tapi karena niat ‘penghargaan’ yang kurang (mungkin waktu itu masih kanak-kanak) sehingga terkdang buah-buahan itu tidak dimakan dua hari lamanya, dan akhirnya dibuang percuma.

           Hari ini filosofi (maksud dan tujuan) dari semua perencanaan dari Ummi beberapa tahun yang lalu baru saya sadari. Hal yang kecil saja, seorang Ibu telah merencanakan sedetail mungkin demi kebaikan anak-anak mereka. “Buah agar anak-anak saya tetap sehat” mungkin itu motivasi beliau setiap harinya. Anak memang tidak pernah memikirkan apa yang dipikirkan seorang Ibu. Selaras dengan perkataan Allah SWT setelah mendengar ketiaksetujuan Malaikat dari penciptaan manusia, “Sesungguhnya Aku (Allah) mengetahui apa yang kamu tidak ketahui”.  Terkdang merasa sedikit lebih pintar saja darinya, kita merasa Ibu belum faham, beliau masih belum mengerti apa yang kita fikirkan dan bla..bla…bla. Tapi kita lupa, pengalaman hidup yang telah seorang ‘Ibu’ jalani berpuluh-puluh tahun lamanya tentu telah banyak memberikan pelajaran berupa pengalaman, apalagi jika dihadapkan oleh sosok ‘kita’ (sebagai seorang anaknya) yang sangat mereka sayangi, tentulah fokus dan perhatiannya selalu tercurah untuk kita. Sehingga jangan pernah heran jika Ibu sangat tahu dan sangat faham apapun kebutuhan demi kebaikan kita. Bahkan ada yang lebih ekstrim lagi, miasalnya ketika seorang anaknya dituduh memukul atau berbuat sesuatu yang baru dan memang tidak sesuai dengan pengethuan Ibu ke anaknya, maka seorang Ibu berani berkata “Anak saya tidak mungkin melakukan hal itu. Saya faham anak saya, saya tahu bagaiamana perilakunya. Karena saya-lah yang merawat dan mengasuhnya sejak ia lahir.”. Walaupun kata-kata itu tidak dilandasi dengan bukti yang konkrit, tapi peluang kebenarannya sangat besar.

          Dari kejadian diatas, saya dapat menyimpulkan bahwa seorang ibu selalu merencanakan segala sesuatu untuk anak-anak mereka, dari hal yang paling sederhana sampai pada hal-hal yang sangat detail. Dari hal yang tidak penting (tapi demi kebaikan) sampai pada hal-hal yang paling penting. Masalah vitamin untuk kesehatan saja direncanakan, apalagi kalau sudah dikaitkan dengan masalah-masalah yang lebih besar, seperti masalah Jodoh, Pekerjaan, Tempat Tinggal bahkan urusan kebahagiaan di akhirat pun (agar kita masuk Surga) beliau rencanakan. Itu termanifestasi dari doa-doa yang selalu ia panjatkan setiap harinya. Oleh karena itu, tidak ada alasan untuk tidak patuh kepada kedua orangn tua.


Wallahua’lam Bissawab
Oleh: Muhammad Hasan Suryawan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

BACA JUGA

Islam: Way Of Life

Oleh: Muh. Hasan Suryawan Saat kita mendengar kata islam, maka yang terpikirkan dalam benak kita adalah salah satu agama yang menjadi ke...