Translate

CAMPUR TANGAN ORANG TUA DALAM MENENTUKAN KESUKSESAN 'ANAK' MANUSIA


   Peran kedua orang tua dalam mensukseskan perjalanan anak-anak mereka sangatlah penting. Tentu ini sangat berpengaruh dari kolaborasi antara keduanya dalam menentukan kesuksesan anak-anaknya. Namun pesan moril terkadang tidak disamapaikan oleh keduanya. Ada kalanya orang yang sukses dilatarbelakangi oleh salah satu pengaruh dari keduanya, entah pengaruh Ayah ataupun seorang Ibu.


Salah satu tokoh besar di negeri ini adalah Sultan Hamengkubowono X. Beliau merupakan Raja sekaligus Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Pengaruh terbesar bagi kesuksesan beliau menjadi seorang pemimpin saat ini adalah karena pengaruh seorang Ayah. Hal serupa juga dirasakan oleh Mahfud MD, mantan ketua Mahkamah Konstitusi. Beliau mengaku bahwa saat kecil Ayah beliau pernah berpesan "Jika kamu ingin menjadi orang yang sukses, Belajar." Di tambah dengan filosofi Nabi Sulaiman yang pernah ditawari tiga pilihan oleh Allah SWT, Pertama Kekuasaan dan Kekayaan. Kedua Wanita cantik, dan yang ketiga Ilmu. Maka Nabi Sulaiman kemudian memilih Ilmu. Setelah itu, ia menjadi raja dan berkuasa dengan ilmunya. Juga memiliki istri yang cantik, yaitu Ratu Balqis. Itulah pentingnya Ilmu bagi Ayah seorang Mahfud MD dan karena pengaruha sang Ayahlah, Mahfud MD saat ini sukses dalam karirnya di bidang Hukum Tata Negara.

Lain Sultan lain pula Ridwan Kamil, Gubernur Bandung saat ini. Ia mengatakan bahwa maha guru yang ia punya saat ini adalah seorang Ibu. Ibu beliau pernah berpesan; "Jadilah manusia yang terbaik, yang banyak manfaatnya bagi orang lain." Dan mencapai puncak pengakuannya terhadap Ibu manakala ada seseorang yang mengatakan kepadanya bahwa yang menjadikannya sukses sampai pada keadaan seperti ini, tiada lain adalah doa Ibu.

Dari beberapa contoh kisah diatas, tentu hari ini kita masih meraba-raba siapa diantara kedua orang tua kita yang sangat mempengaruhi perjalanan kehidupan kita. Jika ada yang mengatakan, "orang tua saya tidak berpendidikan, bagaiamana dia bisa memberikan filosofi kehidupan untuk saya?". Ini merupakan aprsepsi yang salah. Kali ini saya akan menjalaskan bahwa pesan atau pelajaran orang tua tidak melulu disampaikan dengan lisan. Ada kalanya tergantung dari bagaiamana pintar-pintarnya kita dalam melihat perjalanan hidup dan dedikasi mereka untuk hidup serta menghidupi keluarganya. Ini berkaitan dengan Epistemologi aliran filsafat Rasionalism, yang kurang lebih berarti bahwa pengetahuan itu tergantung pikiran kita. Banyak atau sedikit yang kita dapatkan tergantung bagaiamana pikiran kita berusaha untuk memikirkannya. Misalnya pengaruh yang saya terima dari Bapak saya sampai dengan saat ini terakumulasi 30% saya dapatkan dari lisan dan 70% dari melihat pengalaman hidup dan cara beliau menjalani kehidupannya. Ternyata, beliau begitu mengagumkan. Mengajarkan agar selalu hidup sederhana, selapang apapun keadaan kita saat ini dan sebagainya. Dan itu tidak disampaikan secara lisan, melainkan 'lukiasan' (kitalah yang mengidentifikasi).

Untuk itulah mulai detik ini, mari kita sadari bahwa ada Maha Guru terhebat di sekitar kita, yaitu kedua orang tua. Tuntutlah ilmu sebanyak mungkin dari mereka, mulai dari pelajaran-pelajaran kebijaksanaan hidup yang bisanya di elu-elukan oleh seorang Ayah. Kemudian jangan melupakan doa Ibu. Mintalah untuk selalu di doakan, karena banyak fakta yang menjelaskan kesuksesan seseorang diraih dari doa seorang Ibu. Ridho Allah tergantung Ridho kedua orang tua, begitupun sebaliknya, itulah kata Hadits Nabi SAW. "Tuhan adalah Dzat yang Maha berkuasa atas takdir kesuksesan hidup kita. Sedangkan Orang Tua kita memiliki kedekatan yang amat dekat dengan Tuhan. Jadi, Kejarlah kesuksesan dengan berbakti kepada kedua orang tua"

Wallahua'lam Bissawab
Muh. Hasan S (MHS. PAI UIN Maliki Malang)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

BACA JUGA

Islam: Way Of Life

Oleh: Muh. Hasan Suryawan Saat kita mendengar kata islam, maka yang terpikirkan dalam benak kita adalah salah satu agama yang menjadi ke...