Translate

BAB NIAT DALAM TUGAS AKHIR

Tulisan ini saya buat tepat di depan ruangan dosen pembimbing saya, sembari menunggu beliau yang sedang keluar maka tidak ada salahnya saya berbagi beberapa hal tentang suka duka seorang mahasiswa menyelesaikan tugas akhirnya. Tepatnya kali ini saya sedang menggarap penelitian pada jenjang magister atau tesis. Sekilas terdengar waw.. padahal bahasa inggrisnya “skripsi” ya...thesis. Terus letak perbedaan diantara keduanya apa?. Ya sama saja, hanya beda judul awal saja. Namun yang digembor-gemborkan memang kedalaman pembahasan tesis lebih dalam ketimbang skripsi, begitupun pembahasan desertasi (bagi doktroral) lebih dalam ketimbang penelitian skripsi ataupun tesis.

Sebenernya bagiaman sih pentingnya sebuah tugas akhir, entah itu skripsi, tesis  ataupun desertasi?. Menurut pendapat pribadi yang memang penting bahkan sangat penting. Tugas akhir inilah alasan dan momok bagi beberapa mahasiswa yang tak kunjung diwisuda walaupun memang ada faktor lain seperti tidak lulus di beberapa mata kuliah. Akan tetapi, melakukan penelitian dengan beberapa konsultasi dimulai dari dosen wali hingga pembimbing merupakan sebuah proses yang harus dijalani dengan lapang dada.
Banyak mahasiwa yang diawal sudah bersemangat berapi-api, eh..begitu dibentak sedikit oleh dosen pembimbing akhirnya males kembali lagi buat konsul. Jadi modal awal agar bisa menyelesaikan tugas akhir ini sebenernya ialah dibutuhkan kelapangan hati seorang mahasiswa untuk menerima kritik, saran, bahkan bentakan dari dosen pembimbing.
Bagaiamana agar tugas akhir cepat selesai?. Untuk menjawab pertanyaan ini tidaklah sulit. Salah satu faktor penentu cepat atau lamanya suatu tugas akhir dikerjakan ialah tergantung siapa dosen pembimbing mereka. Ada dosen pembimbing yang sangat mudah dan baik, dalam arti tidak terlalu rewel. Namun ada juga dosen pembimbing yang sangat rewel dan kritis, ibarat kata kalau pasangan ya sangat protektif. Tapi semua ada hikmahnya. Mungkin sewaktu kuliah dulu males-malesan, sehingga ia mendapatkan dosen pembimbing yang rewel dan kritis. agar segala daya dan upaya pikirannya dapat diperas dengan maksimal sebelum ia memakai toga. Karena mendapatkan dosen pembimbing yang baik dan tidak terlalu kritis juga tidaklah terlalu mengasikkan. Ada yang kurang greget ketika kita dalam menyelesaikan tugas akhir walaupun selesainya dalam waktu yang cepat.
Sewaktu kuliah starta satu, saya mendapatkan dosen pembimbing yang baik dan tidak ‘protektif’ tentunya. Sehingga tugas akhir saya bisa diselesaikan tepat pada waktunya, bahkan lebih cepat dari yang diperkirakan. Namun kali ini pada tugas akhir di starta dua kali ini saya memiliki dosen pembimbing yang berbeda. Beliau ahli dalam bidang Research and development (RnD) dan kuantitatif karena memang jenis metode penelitian yang saya pilih adalah penelitian Pengembangan. Berbeda dengan sewaktu strata satu ketika saya mengambil pendekatan penelitian kualitatif maka dosen pembimbing saya ialah yang ahli kualitatif.
Disini sangat penting diperhatikan ialah masalah pengambilan pendekatan penelitian yang diambil. Terdapat dua madzahab secara umum yaitu kualitatif dan kuantitatif serta penambahan satu madzahab yaitu penelitian pengembangan. Pilihan pendekatan tersebut harus sesuai dengan passion dan bakat pribadi. Untuk menentukan yang mana passion mu maka bisa lihat dari kecendrungan yang dilakukan. Jika kamu senang menganalisis, mengamati, mengobservasi, membedah suatu fenomena maka ambillah kulaitatif. Jika kamu suka membuat angket, membuat survei, mengolah data angka maka ambillah kuantitatif. Dengan mengambil pendekatan sesuai dengan passion ini akan membantu dalam memudahkan penyelesaian penelitian.
Saat ini saya agaknya mengelami sedikit kesulitan namun saya tafsirkan sebagai sebuah tantangan karena saat ini saya mengambil pendekatan penelitian pengembangan, dimana nantinya akan menghasilkan satu produk pembelajaran yang harus tervalidasi oleh dua dosen, satu guru mata pelajaran, dan pengukuran pengaruh dari hasil produk tersebut. Ini tentunya akan memakan waktu yang sangat lama serta membutuhkan kesabaran yang ekstra. Karena background skripsi saya dulu ialah dengan pendekatan kualitatif maka akan sedikit kesulitan jika saya mengambil pendekatan yang berbeda 180 drajat dari penelitian awal saya.
Namun bagian paling penting dari sebuah penelitian ialah memang bukan kepintaran seseorang, tapi sebuah keuletan. Banyak orang yang pintar namun justru memiliki beban tugas akhir yang mangkrak. Ujung-ujungnya karena terlalu idealis sebuah penelitian tidak akan rampung saat digarap. Namun banyak juga mahasiswa dengan kecerdasan rata-rata tapi cepat menyelesaikan tugas akhirnya, tidak lain ya.. karena ia memiliki sikap ulet atau rajin. Sehingga tak heran jika ada candaan yang mengatakan bahwa bab pertama dalam sebuah penelitian itu bukan bab pendahuluan, tapi bab niat.
Pertanyaan terakhir, “buat apa sih kita membuat tugas akhir atau sebuah penelitian?”. Orang-orang mungkin akan punya jawaban yang banyak, bahkan dapat menulis satu buku untuk menjawabnya. Tapi menurut saya sih sederhana saja, tujuan penelitian dan tugas akhir ini untuk menata pola pikir seseorang agar supaya lebih baik lagi dalam memahami dan menghadapi sesuatu. Apa yang tidak meneliti tidak bisa belajar untuk menata pola pikir?. Ya bisa saja,, Cuma salah satunya ialah ya dari jalur akademik ini dan diluar sana ada banyak cara untuk mengasah cara pandang dan pola pikir kita.

Semoga bermanfaat, terima kasih.


By: Muh. Hasan Suryawan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

BACA JUGA

Islam: Way Of Life

Oleh: Muh. Hasan Suryawan Saat kita mendengar kata islam, maka yang terpikirkan dalam benak kita adalah salah satu agama yang menjadi ke...