Translate

TUHAN SELALU ADA UNTUK MENJAWAB


        Saya selalu bertaya-tanya tentang apa yang sedang dihadapi keluarga saya saat ini, apakah ini sebuah musibah atau berkah?.  Semenjak bapak saya menyadari penyakit yang ia derita beberapa bulan lalu, sejak itulah tubuhnya mulai melemah dari hari ke hari. Penyakit itu kemudian menyerang sistem syaraf hingga melumpuhkan kedua tangan bapak. Menjalar ke tulang belakang dan perlahan menyebar disekitar leher. Setelah itu, virus ini menyebar turun ke bahwa dan melumpuhkan kedua kakinya. Sistem pencernaan tak luput dari serangan penyakit ini. Saat ini bapak masih lemas dan bertahan dengan bekal kesabaran yang masih tersisa.
         Segala macam obat telah dicoba dan menjadi ikhtiar untuk penyembuhan penyakit ini. Mulai dari langkah mistis (perdukunan), alternatif hingga medis. Memang penyakit ini sudah menjadi jenis yang sedikit ganas sehingga serangan-serangan obat tidak lantas membuatnya mati. Segala daya upaya telah dikerahkan, mulai dari berobat ke RSCM Jakarta sampai ke Rumah Sakit Sanglah Bali. Kini virus itu masih ada di dalam tubuh bapak dan pengobatanpun kini hanya memilih jalan pengobatan herbal. Langkah medis agaknya sedikit sulit mengingat kondisi bapak yang sudah lemah, kecuali jika terjadi gangguan pencernaan dan sebaganinya, keluarga tetap menanganinya dengan medis. Namun untuk penyakit intinya masih diobati melalui ikhtar obat-obatan alami dan herbal.

          Kembali saya bingung apakah ini musibah atau berkah bagi keluarga?. Beberapa kesempatan saya sempat mendengarkan celetukan dari mulut bapak, “dosa apa yang telah ku perbuat hingga penyakit ini begitu berat untuk dijalani”. Lantas saya memberikan klarifikasi dari pernyataan itu, bahwa penyakit ini memang muncul dari kebiasaan buruk beliau sehari-hari, misalnya merokok, jarang mengkonsumsi sayuran, sedikit minum dan sebagainya. Jadi saya mencoba untuk lebih ralistis daripada mistis. Namun tidak menghilangkan pertanyaan di dalam pikiran saya, berkah atau musibah?.
          Sampai saya bertemu teman dan dia menceritakan segala macam kesulitannya saat almarhumah ibunya sakit. Segala macam obat telah ia coba dan hasilnya tetap tidak membawa dampak positif. Ia bertutur, tak terhitung lagi jumlah materi yang keluarganya keluarkan. Tak hanya itu, aktivitas akademiknya pun sempat terganggu. Banyak tenaga, waktu yang tersita untuk mengurus ibundanya hingga meninggal dunia. Saya dipesan untuk tetap bersabar dan menjalani ini dengan berserah diri. Semua penyakit memiliki obat, dan tugas saya dan kekuarga untuk mencari obat yang tepat untuk kondisi bapak saya saat ini, nasehat teman saya tersebut. Dalam perbincangan ini saya menyakini satu hal yang awalnya saya tidak yakini, yaitu obat dari penyakit bapak masih ada.
         Terkadang saya merasa cobaan ini sangat berat dan hanya diberikan kepada keluarga saya. Saya melihat orang lain begitu indah dalam menjalani kehidupan bersama keluarganya. Saya ingin menjalani harmoni seperti itu, kenapa ya Allah keluarga saya diberikan cobaan semacam ini?, terkadang hatiku mengeluh. Sampai saya bertemu seseorang yang menceritakan keluarganya. Pertama-tama orang ini bertanya, bagaimana kondisi bapakmu?. Dengan sedikit penjang lebiar saya bercerita seolah-olah hanya keluarga saya yang mendapatkan kebingungan karna penyakit semacam ini. Tak lama kemudian ia mengatakan bahwa ibundanya memiliki penyakit yang sama dengan bapak saya. Namun dokter telah memvonis umur ibunya tidak lama lagi. Tak hanya itu, beberapa rumah sakit telah menolak dan menyerah untuk menangani ibunya, dan itu juga terjadi pada salah satu rumah sakit terbaik di jawa timur. Saya terdiam mendengar pernytaan ini. Sejauh ini umur bapak tidak pernah di vonis oleh dokter. Selama ini juga tidak pernah rumah sakit menolak untuk merawat bapak. Bahkan orang-orang bilang bapak saya akan sembuh bila minum obat ini dan itu, melalui alternatif, herbal, medis dan semacamnya. Saya bersyukur dan malu kepada Tuhan. Karena dengan segera Ia menjawab kebimbangan keluarga saya.
       Saya merasa Tuhan hadir dan memberikan semacam motivasi kepada saya dan keluarga agar tetap tabah dan sabar dalam menjalani cobaan ini. Tuhan pertama-tama hadir dan memberikan pernyataan bahwa semua penyakit memiliki obat. Seperti dalam firman Allah dalam Al Qur’an, “fainnalamal usri yusro, innamaal usri yusro…”. Jika diartikan secara qiyas (analogi) maka dapat diartikan bahwa bersama kesulitan itu ada kemudahan, dan satu kesulitan itu dibarengi dengan banyak kemudahannya. Inilah kiranya, kesulitan itu diturunkan satu paket bersama kemudahannya. Maka suatu penyakit diturunkan pasti disertai dengan obatnya. Dengan pengulangan dua kali pernytaan ini maka dapat kita pastikan dan tegaskan bahwa satu kesulitan itu memiliki dua atau banyak kemudahan, atau satu penyakit memiliki dua atau lebih obat.
     Kemudian kebimbangan kedua tentang apakah ini musibah atau berkah, Tuhan kemudian menjawab melalui teman saya yang kedua. Saya mengenal ibunya yang terkena penyakit yang sama dengan bapak saya.Beliau sangat baik, ramah, murah senyum, sabar, terkadang pendiam. Beliau adalah orang baik. Dan hari ini beliau sedang diberikan penyakit yang begitu berat dan lebih berat dari penyakit bapak saya. Untuk itu saya berasumsi bahwa teman saya ini diberikan berkah melalui cobaan penyakit ibunya bukan musibah, karena dia orang yang sangat baik. Pun akhirnya saya berbaik sangka terhadap penyakit bapak saya, bahwa bapak ini merupakan berkah. Karena saya tau bapak adalah orang yang baik, jujur, taat terhadap agamanya, bertanggung jawab terhadap keluarga, selalu baik terhadap orang lain dan sebagainya.

      Ini merupakan momen yang mengesankan bagi keluarga saya. Setelah puluhan tahun hidup bahagia, damai dan berada di puncak kehidupan maka hari keluarga saya sedang mengalami masa kemunduran dan kesedihan.  Setelah ujian ini kami lewati saya yakin akan datang kebahagiaan dan kelahiran kembali kejayaan, kedamaian dan kebahagiaan, sampai datang kembali masa kemundran dan kesedihan. Bukankah ini alur hidup manusia di dunia ini? –kelahiran, kejayaan dan kemunduran–.

Oleh Muhammad Hasan Suryawan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

BACA JUGA

Islam: Way Of Life

Oleh: Muh. Hasan Suryawan Saat kita mendengar kata islam, maka yang terpikirkan dalam benak kita adalah salah satu agama yang menjadi ke...