Translate

KEPERCAYAAN DIRI YANG HILANG

“Ketidakpercayaan diri”, inilah kemudian yang menjadi masalah besar hidup pada zaman modern ini. Mengapa hal demikian dapat terjadi?. Jika dibandingkan dengan kepercayaan orang-orang dulu, entah itu orang tua, kakek dan sesepuh kita, maka kualitas kepercayaan diri mereka jauh melebihi kualitas kepercayaan diri manusia zaman sekarang.

Mari bernostalgia.!. orang dulu punya kepercayaan yang sangat kuat terhadap apa yang mereka kerjakan. Kekaaguman selalu hadir ketika dulu Bapak saya sering bercerita tentang perjalanannya dalam mencari pendidikan (bersekolah). Seriap hari, beliau harus menempuh jarak berkilo-kilo dari rumah hingga sampai ke sekolah. Barangkat ketika matahari belum terbit, melintasi sungai-sungai, hingga sekitar pukul depalan pagi barulah beliau tiba di sekolah. Dan itu dilakukan setiap hari, everyday. Sampai kemudian cita-cita beliau tercapai dan dapat hidup dengan layak bersama anak-anaknya beberapa tahun kemudian.

Bukan hanya saya tentunya punya cerita heroic tentang perjalanan hidup orang-orang dulu, akan tetapi semua diantara kita memiliki cerita serupa. Memang, untuk memiliki kepercayaan tinggi atas apa yang dilakukan hari ini butuh pengetahuan dan penghayatan yang kuat atas diri sendiri. Lihatlah, misalnya pengembangan kampus saya hari ini pun dimulai dari sebuah keyakinan tingkat dewa dari pemimpin-pemimpinnya. Dimana dalam beberapa tahun sudah mampu merubah kampus dari yang katanya seperti SD impress menuju kampus yang bercita-cita menuju world class university.

Di zaman sekarang, agaknya membuat keyakinan yang kuat akan luntur oleh realitas kehidupan yang kejam. Banyaknya asumsi-asumsi yang bernada frustasi membuat keyakinan kian lemah dan memudar di dalam diri. Sekolah dan kuliah tidak lagi menjamin kesejahteraan seseorang di masa mendatang. Bahkan jumlah pengangguran didominasi oleh kaum sarjana. Sehingga menjadi sarjana tidak lagi menjamin kesejahteraan seseorang. Mungkin perlu status pendidikan yang lebih tinggi seperti pascasarjana dan lain-lain. Padahal bekerja bukan hanya selamanya linier dari riwayat jenjang pendidikan yang telah diperoleh. Mungkin para sarjana pendidikan akan berkeyakinan bahwa saya akan sukses melalui bidang pendidikan. Sehingga ketika ia gagal sukses di dunia pendidikan, maka ia akan kecewa dengan gelarnya dan tidak tercapai lagi dengan dunia pendidikan. Tak heran jika kemudian timbul celetukan, “buat apa sekolah tinggi-tinggi, kalau pada akhirnya tidak menjamin kehidupan yang mapan.”.

Apa yang membedakan dengan orang-orang dulu?. Saya teringat ketika teman saya mengatakan bahwa orang dulu sangat menjujung tinggi identitas-diri mereka, (Inilah aku). Orang dulu selalu mempertajam sisi internal diri mereka. Sedangkan pada zaman sekarang, orang cenderung menghiasi diri dengan hal-hal yang berbau eksternal (inilah bapakku, inilah golonganku dll). Segala macam atribut yang menghiasi diri akan menghilangkan kepercayaan diri, menghilangkan jati diri secara tidak langsung. Orang akan tergantung pada hal-hal diluar diri mereka sendiri.

Sederhannya ialah kita terlalu bergantung pada hal-hal diluar diri kita. Hal ini akan menghilangkan kepercayaan diri, dan menggantinya dengan kepercayaan atas hal-hal diluar diri sendiri. Pernahkan kita merasakan dimana kehhidupan ini terhenti sejenak dan begitu membosankan ketika listri padam?. Mengapa hal-hal itu terjadi, karena perangkat yang kita miliki adalah sebagaian besar membutuhkan listrik jika ingin mengoprasikannya. Saya pernah memiliki teman yang pintar dalam setiap mata pelajaran. Namun ketika lulus pada jenjang sekolah atas, ia memilih bekerja dan enggan melanjutkan ke jenjang kuliah. Karena satu alasan, yaitu uang. Dengan kata lain ketidakmampuannya dalam hal finansial. Ini terjadi karena kepercayaan dirinya dibeli atau digadaikan kepada uang. Sebaliknya saya pun memiliki teman dengan kecerdasan rata-rata (dalam hal akademik), namun memikiki kepercayaan diri yang kuat. Walaupun ketiadaan biaya, ia mampu berkuliah dan membuktikan bahwa uang bukan penghalang dari pendidikannya. Dengan kata lain, alasan utama seseorang untuk sukses ialah terletak pada kepercayaan diri mereka, bukan yang lainnya, apalagi hal-hal diluar dirinya. Sehingga untuk membentengi diri dari ketidakpastian hidup zaman di zaman sekarang ialah dengan menjadi diri sendiri, bangkitkan kepercayaan diri.

Lakukanlah hal yang benar dengan alasan yang tepat!


By: M. Hasan Suryawan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

BACA JUGA

Islam: Way Of Life

Oleh: Muh. Hasan Suryawan Saat kita mendengar kata islam, maka yang terpikirkan dalam benak kita adalah salah satu agama yang menjadi ke...